(Suara Rakyat Laskar Komando News) – Purwakarta, 20/4/2025.
Bagi anda yang sering bepergian, dijalanan pasti anda sudah tidak asing lagi mengenal sebutan dengan “Pak Ogah”. Pak Ogah yang instingnya untuk membantu penyeberang jalan sampai membantu pengendara memutar kendaraan di jalanan yang padat maupun di pertigaan pertigaan.
Pak Ogah ini sering muncul di area strategis seperti simpang empat, putaran balik, atau bahkan jalan sempit yang kerap bikin pengendara uring-uringan. Keberadaan mereka sering dianggap seperti dua sisi mata uang, di satu sisi membantu, di sisi lain bikin emosi.

Keberadaan Pak Ogah: Membantu atau Justru Menambah Masalah?

Mari kita jujur dulu, ketika sedang terburu-buru di jalan, apalagi saat musim hujan, bertemu Pak Ogah yang membantu kendaraan di persimpangan atau putaran jalan memang rasanya seperti mendapat anugerah kecil. Dengan cekatan mereka memberikan aba-aba yang, meskipun seringkali tanpa dasar aturan lalu lintas, membantu mengurai kemacetan kecil. Tapi, sayangnya, tidak semua Pak Ogah seperti itu.

Ada juga Pak Ogah yang justru memanfaatkan situasi.
Mereka seenaknya menghentikan kendaraan dari arah lain hanya demi memberikan jalan pada pengendara yang sudah “menyumbang” lebih dulu. Ada pula yang tidak segan-segan memaksa imbalan dengan mengetuk-ngetuk kaca mobil atau bahkan berteriak, Kalau ditolak? Siap-siap saja dapat lirikan tajam, sampai mengeluarkan kata-kata binatang yang tidak pantas diucapkan, yang pada akhirnya mengundang emosi sipengendara dan hampir terjadi baku hantam di antara pak ogah dan pengendara.
Seperti yang terjadi pada Sabtu sore dipertigaan Cianting, dialami oleh Pak Ust.Efendi yang kebetulan beliau seorang Ketua Umum Laskar Komando, kebetulan beliau melintas dipertigaan Canting dari plered mau arah ke bandung, kebetulan beliau tidak ada uang receh dan tidak memberi uang kepada pak ogah yang ada dipertigaan cianting, setelah itu pak ogah mengeluarkan kata-kata binatang kepada beliau dan disitulah terjadi keributan.
“Ungkap Pak Efendi”.
Selanjutnya Pak Efendi mengatakan,
Ke depannya agar pihak terkait, Polres Purwakarta, Dishub dan SatPol-PP menertibkan yang namanya Pak Ogah dan Parkir Liar, atau Premanisme, sesuai yang diinstruksikan Gubernur Jawa Barat Bapak Dedi Mulyadi, agar menertibkan segala bentuk premanisme, agar masyarakat kehidupannya lebih tenang, aman, tentram dan juga memastikan lalu lintas tetap tertib dan aman bagi seluruh pengguna jalan.

Selain itu, pemantauan di titik lain, seperti disepanjang jalan dari arah perapatan citeko sampai dengan Plered, Cianting dan Pertigaan sawit, pak ogah dan tukang parkir liar bermunculan,
yang seenaknya meminta jalan semakin terasa mengganggu. Bukannya membantu, mereka justru sering menambah kekacauan. Bayangkan, seorang Pak Ogah menyetop kendaraan di jalur utama demi memberi jalan pada pengendara lain, sementara antrean kendaraan di belakang memanjang hingga beberapa meter. Kalau sudah begini, siapa yang salah?

Editor : Bang Duy

Array
Related posts
Tutup
Tutup